Tidak hanya melakukan aksi unjuk rasa di jalan tapi juga harus melakukan kegiatan mensyiarkan Islam di dalam kampus.
Alasan pertama, PMII merupakan organisasi mahasiswa Islam. Berbeda, misalnya dengan GMNI ataupun LMND.
Di atas kertas seharusnya PMII lebih unggul dalam hal agama dibandingkan organisasi yang punya latar belakang umum atau nasionalis.
Meskipun bukan berarti mereka yang bergabung dengan organisasi berlatar belakang nasionalis tidak punya riwayat mahir dalam agama. Bisa saja mereka juga lulusan pesantren.
Alasan kedua, untuk mensyiarkan Islam Ahlussunnah wal Jamaah. Sebab, di kampus-kampus umum terutama, peran tidak ada yang melakukan.
Di kampus-kampus umum, bukan hanya PMII, mahasiswa yang berlatar belakang Nahdlatul Ulama pun sering dikerdilkan.
Maka, apabila PMII tidak mengambil peran untuk ikut berdakwah di dalam kampus, bagaimana bisa peran-peran itu diambil alih, atau minimal ikut meramaikan.
Alasan ketiga, sebagai cara kaderisasi. PMII biasanya besar hanya di kampus-kampus yang berlatar belakang Islam. Kalau tidak begitu di kampus yang berlatar belakang NU.
Padahal, PMII yang menjunjung tinggi budaya tasamuh atau toleransi, juga sepatutnya memperbesar diri di kampus-kampus umum.
Dengan melakukan dakwah inilah, ajakan untuk bergabung dengan PMII juga harus dilakukan, guna mendapatkan massa yang lebih besar.
Kalau perlu bisa melakukan pembahasan-pembahasan terkini tentang keagamaan. Pembahasannya harus relate dengan anak muda agar mempunyai daya tarik.
Alasan keempat, menyeimbangkan dunia dan agama. Boleh setuju ataupun tidak, dengan berdakwah di dalam kampus melalui organisasi intra kampus, keagamaan di dalam sebuah perguruan tinggi tetap hidup.
Kalau meminjam perkataan para ulama, antara urusan dunia dan urusan akhirat itu harus seimbang. Maka bagi organisasi Islam, ataupun mereka mahasiswa yang muslim, meskipun sedikit juga harus berkontribusi dalam menyeimbangkan urusan ini.
0 Komentar