Hari pertama di Bulan April cuaca kurang mendukung. Padahal hari itu saya dan keluarga ada satu agenda penting, berziarah ke makam leluhur.
Sudah menjadi kebiasaan kami, saat menjelang bulan puasa pasti akan berkunjung ke pesarean. Tujuannya, mendoakan langsung sanak famili yang telah terlebih dahulu berpulang.
Meskipun, kami sadar apa yang dilakukan masih sangat kurang, apabila berkunjung ke makam hanya hari-hari tertentu. Tapi, itu lebih mending daripada tidak sama sekali.
Keluarga tidak semuanya ikut dalam rombongan. Terus juga ada yang sudah ke makam terlebih dahulu. Artinya, waktunya tidak bebarengan.
Ada dua lokasi makam yang kami tuju. Pertama di lingkungan tempat tinggal. Yang kedua ada di lingkungan sebelah.
Kalau menurut cerita dari keluarga, lingkungan kami tergolong spesial karena sudah punya area pemakaman sendiri. Berbeda dengan lingkungan lain yang masih ikut atas nama pemakaman desa/kelurahan.
Kami berziarah tidak memakan waktu yang lama. Tidak sampai satu jam waktu yang dihabiskan. Ya wajar, soalnya jarak area pemakaman dengan rumah tinggal lumayan dekat.
Bagi saya berziarah mampu menjadi peringatan bahwa kematian itu benar-benar nyata. Sehingga bisa menjadi pengingat selama menjalani hidup.
Kita bakal mengenang, seberapa bermanfaat hidup yang selama ini kita jalani. Kita benar-benar bisa berguna, atau hanya menjadi sebuah benalu.
Tentu, apabila ingin meninggalkan peninggalan yang baik. Sisa hidup ini harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. Setulus-tulusnya.
Dengan demikian, kemungkinan besar bisa menjadi hamba yang terpilih.
0 Komentar