Makan-makan

Makan-makan
Bahkan dalam keadaan berduka sekalipun, 'makan-makan' tidak terlewatkan.


Pemandangan tak biasa saya temui di salah satu perumahan di Kota Blitar. Kebetulan malam itu, Senin, 28 Agustus 2023, ada kabar orang meninggal dunia.

Kabar itu tersiar melalui grup WhatsApp RT. Dalam benak saya, orang-orang akan melayat pagi hari. Hanya ada tetangga dekat dan saudara yang melayat malam hari.

Saya berprasangka orang-orang memilih datang di malam hari daripada pagi hari lantaran saat pagi hari harus bekerja. Itu mengapa lebih memilih begadang daripada kena teguran dari atasan.

Tapi, prediksi saya keliru. Usai tengah malam itu tersiar kabar, orang-orang banyak yang berdatangan. Jumlahnya sekitar 40 orang. Mereka merupakan tetangga satu perumahan.

Yang bikin lebih kaget, ada sajian makanan yang sudah tersaji di seberang rumah keluarga korban. Pelayat tinggal memilih makanan apa yang dipilih. Ada nasi, mie, sambal goreng, sampai rawon.

Padahal, jenazah belum disolatkan. Dalam benak, warga di kampung tersebut punya jiwa sosial tinggi. Bergotongroyong di malam hari untuk membantu tetangga korban yang kena musibah.

Di samping itu juga ada kotak yang digunakan untuk mengisi bantuan bagi keluarga korban. Pelayat bisa memberikan bantuan melalui kotak itu.

Seolah malam itu menjadi malam kebersamaan antar tetangga. Pelayat sili berganti mengambil menu makanan yang sudah disediakan di atas meja.

Ini pengalaman pertama bagi saya, sebagai seorang yang bukan penduduk asli perumahan tersebut, lalu merasakan suasana duka dari tetangga. 

Waktu sudah menginjakkan jam 01.30, rasa kantuk sudah mulai datang, namun warga masih asyik mengobrol. Saya memilih untuk pulang terlebih dahulu, karena, bagi saya yang penting sudah turut membantu tetangga, ya meskipun tidak seberapa.

Posting Komentar

0 Komentar