Abdurrahman Wahid atau biasa dikenal dengan nama Gus Dur adalah cerminan anomali pada zamannya. Pemikirannya tidak seperti kebanyakan orang seperti waktu itu.
Sikap yang ditunjukkannya sering kali berseberangan dengan kebanyakan orang. Oleh karenanya hampir dipastikan orang awan akan mengatakan bahwa apa yang dilakukan Gus Dur nyeleneh.
Sebagai contohnya adalah Gus Dur memperbolehkan bendera bintang kejora (lambang OPM) berkibar di bumi cendrawasih (Papua dan Papua Barat).
Namun tinggi bendera tersebut tidak diperbolehkan melebihi tinggi dari bendera merah putih. Tentu hal itu jarang dipikirkan oleh banyak orang. Ternyata metode dari Gus Dur terbukti ampuh untuk mengurangi konflik yang ada di Papua.
Nyatanya apa yang dilakukan oleh Gus Dur dengan mendamaikan Papua tidak mampu dilakukan oleh presiden-presiden setelahnya dirinya. Apalagi saat ini, konflik tak hentin-hentinya terjadi di sana.
Jasa dari Gus Dur di bumi cendrawasih yang lain adalah ia mengubah nama Irian Jaya menjadi Papua. Hal itu dilakukannya lantaran makna dari kata irian tidaklah baik. Makna dari irian sendiri adalah telanjang. Oleh karena itu Gus Dur mengubahnya.
Satu hal penting dari pemikiran Gus Dur adalah prinsip kemanusiaan yang dipegang teguh. Prinsip itu terbukti mumpuni untuk membela kaum yang tidak diberlakukan secara adil.
Berdasarkan dialog antara Bonnie Triyana dan Alissa Wahid di Historia.id dijelaskan bahwa Gus Dur itu tidak membela kaum minoritas, akan tetapi membela kaum yang tertindas dan tidak diberikan keadilan.
Selain mempunyai prinsip terhadap kemanusian. Yang identik dengan sosok Gus Dur adalah pengetahuan dan kelucuannya.
Diceritakan Bonnie Triyana, setelah ia lengser dari jabatan sebagai seorang presiden, Gus Dur diwawancarai oleh salah satu stasiun televisi.
Waktu itu si wartawan membenarkan bahwa Gus Dur mampu mendidik kedewasaan politik dari para pendukungnya. Gus Dur mengakui hal tersebut.
Kemudian si wartawan lekas bertanya: "Tapi kenapa banyak pohon-pohon ditebang saat Gus Dur lengser yang menyebabkan akses pengguna jalan menjadi terhalangi," tanya si wartawan.
Gus Dur lantas menjawab, "Ya itu berhasil, kalau tidak berhasil leher orang yang ditebang bukan pohon."
Kemudian beberapa detik wartawan tersebut terdiam. Karena bingung mau bereaksi seperti apa.
Terus, kita juga tidak asing dengan istilah yang sering dikemukakan oleh Gus Dur, bahwa yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan.
0 Komentar