Cahaya Dibalik Kegelapan




Satu tahun sudah aku lewati di Lapas Blitar ini. Aku seorang narapidana narkoba yang harus menjalani masa hukuman di Lapas kelas II B Blitar ini. 

Mungkin sebagian mata kata Lapas identik dengan kehidupan yang keras, jahat dan kotor. Tapi di Lapas Blitar ini mindset Lapas yang keras seakan diubah menjadi tempat rehabilitasi dan pengkajian diri.

Kegiatan demi kegiatan diadakan untuk menambah keterampilan untuk hidup di masa kebebasan nanti, begitupun masalah moral.

Aku dibina secara tidak langsung lewat kegiatan-kegiatan keagamaan yang secara perlahan membuatku sadar untuk belajar intropeksi atas kekhilafan yang pernah aku perbuat di hari-hari belakang kemarin.

Salah satu hal yang kontras yang dihasilkan dari pembinaan di Lapas ini adalah aku kini bisa belajar untuk memenuhi kewajiban sebagai seorang muslim, mungkin ini adalah hikmah nyata dibalik jurang musibah.

Kini dalam kesadaranku rasa penyesalan bukanlah menjadi beban yang membuatku terpuruk, tapi justru rasa penyesalan telah menjadi pemacu untukku bisa berubah untuk bisa lebih baik.

Untuk bisa memilah jalan hidup yang benar, dan semoga kejadian yang kini aku alami di Lapas Blitar ini menjadi pembuka mataku untuk bisa meraih kehidupan yang jauh lebih baik dan bermanfaat untuk keluarga dan orang-orang yang ada di sekitarku.

Lumpur hitam terlihat kotor dan tak bernilai jika hanya dipandang. Tapi sebongkah mutiara akan tetap bernilai walaupun terkubur dalam lumpur yang hina.
                                             
                                          Blitar, 11 Agustus 2020
                                                 (Mr xxxxxxx)

Tulisan ini ditulis oleh salah satu warga binaan Lapas II B Blitar. Saya sudah meminta izin kepada yang bersangkutan untuk mempublikasikan tulisannya di blog saya. Saya tidak menuliskan namanya.


                                           

Posting Komentar

0 Komentar