![]() |
Suasana di Stasiun Cipeundeuy Garut, Jumat, 26 September 2025. |
Bagi yang belum tahu, setiap kereta api, dari kelas apapun pasti berhenti di Stasiun Cipeundeuy. Memastikan fungsi rem masih berfungsi dengan baik atau tidak, setelah kereta api yang bakal atau baru melewati daerah dataran tinggi. Tergantung dari arah mana.
Namun, ini bukan soal masalah pengereman kereta api. Ini soal perjuangan orang tua yang mencari puing-puing rupiah.
Saat saya keluar dari gerbong kereta api, tujuannya satu: merokok. Saya yakin banyak penumpang juga seperti itu sembari menunggu pengecekan rem selesai.
Di luar gerbong, fokus saya tertuju pada suara di balik gerbang kecil stasiun. Ada satu ibu dan beberapa bapak yang menjajakkan dagangannya.
Mereka berteriak "Cilok-cilok, kopi-kopi, tahu-tahu." Lalu siapa yang suaranya paling keras? Saya jawab ibu tersebut. Dia paling lantang suaranya.
Saya bergegas mendekati para pedagang tersebut. Akhirnya membeli tahu yang dibanderol Rp5 ribu sebagai pengganjal perut.
Yang saya heran adalah pada saat tengah malam, yang biasanya menjadi jam istirahat, masih ada orang yang mencari uang. Padahal suhu di Cipeundeuy sangat dingin. Semangatnya patut diapresiasi.
Saya yakin, ibu tersebut berjualan demi mencukupi kebutuhan keluarganya di rumah. Dia rela menyita waktunya demi urusan rumah tangga yang harus dipenuhi.
Saya juga yakin, ibu terebut menjadi satu dari sekian banyak perempuan di luar sana yang berjuang, berkorban, bekerja keras demi keluarganya. Terlepas apapun pekerjaannya.
Barangkali sedikit uang dari hasil berjualan bisa bermanfaat ya, bu.
0 Komentar