Senyum yang Tertunda

Perjalanan seorang manusia pastilah ingin bahagia, tapi terkadang bahagia dan kesuksesan hidup tak pernah bisa seindah rencana yang sudah tersusun apik dalam benak setiap manusia.

Mungkin ini salah satu bukti bahwa manusia tak punya kuasa apapun kecuali seizin kehendak Sang Maha Kuasa. Tuhan semesta alam Allah SWT. Sebaik apapun rencana yang kita miliki tak akan mampu melawan kehendak rencana Tuhan yang sudah terancang untuk perjalanan hidup kita.

Begitupun dengan perjalanan hidupku yang aku rajut dari titik terendah. Dengan penuh harap aku terus jalani. Tahap demi tahap dengan waktu yang bukan sebentar sudah hampir 20 tahun aku jalani sampai akhirnya aku bisa merasakan hasil jerih payahku yang aku perjuangkan selama ini.

Tapi dibalik keberhasilanku, aku sering terlena dengan berbagai kemudahan yang telah aku raih yang akhirnya membuatku banyak lupa dan hilaf kepada Sang khalik yang telah memberikan banyak anugrah di kehidupanku.

Pada akhirnya mengantarkanku sampai di tempat ini. Di tempat yang penuh keterbatasan, penuh aturan dan tanpa kebebasan. Kini aku tinggal di Lapas kelas II B Blitar sebagai seorang narapidana kasus narkotika.

Satu tahun sudah aku jalani masa hukuman di Lapas Blitar ini. Awalnya aku pun sempat terpuruk dalam terpuruk dalam penyesalan yang mendalam. Tapi dengan berjalannya waktu yang kulewati di Lapas Blitar ini perlahan-lahan pola pikirku berubah. 

Cara pandangku seakan terbuka dan mata hatiku kembali bisa melihat sisi baik dan buruk dari nilai kehidupan yang aku jalani selama ini.

Semua ini tak lepas dari kegiatan yang diadakan di Lapas ini yang secara tidak langsung mendidik moral untuk bisa sadar akan kecerobohan yang kulewati di hari kemarin. Hari demi hari aku belajar untuk terus mendekatkan diri ke Sang Maha Pencipta. 

Dan aku yakin tak akan ada kata terlambat selama masih ada kemauan sampai akhirnya timbul satu keyakinan hatiku ini adalah cobaan yang mengantarkan ku kembali ke rencana Tuhan yang lebih indah. Rencana Tuhan yang diselimuti restu dengan balutan keberkahan.

Kata syukur menjadi pokok utama dalam benakku kini. aku sekarang ini bukanlah suatu ujian tapi ini adalah bentuk kasih sayang Tuhan padaku. Aku yang saat kemarin sempat jauh dan lupa.

Kini dididikdengan tangan Tuhan untuk bisa kembali ke alur yang diridhai oleh sang khalik. dengan bentuk kenyataan yang untuk sebagian orang ini merupakan neraka dunia.
 
Tapi buatku ini adalah jembatan yang penuh rintangan untuk menyeberangi jurang kegelapan. Untuk menuju tempat yang indah di depan. Tempat yang penuh harapan, dan semoga akan menjadi tempat yang bisa menjadikanku seorang yang lebih baik. Amin.


Blitar, 13 Agustus 2020
(Mr x)

Posting Komentar

1 Komentar