Bukan Layang-layang Putus

Dahulu pada saat musim kemarau datang ada satu kebiasaan yang menjadi rutinitas, yakni bermain layang-layang.

Lingkungan tempat tinggal saya banyak sekali yang gemar bermain barang tersebut. Alasannya simpel. Memang karena senang.

Secara pribadi, saya kurang lihai saat merakit layang-layang. Apalagi layang-layang gapangan.

Karena hal itu, layang-layang yang saya buat adalah jenis ulan-ulan. Orang daerah saya menyebutnya seperti itu.

Layang-layang jenis tersebut, mempunyai ciri khas ekor yang sangat panjang. Kalau untuk bentuknya silakan googling sendirilah.

Bahkan saking panjangnya, pernah sampai menghabiskan kantong kresek berjumlah 20 lebih.

Saat menaikkannya pun juga susah, apalagi kalau ekornya menyangkut di pohon. Bisa celaka. Sebab, ekornya bisa terputus dan mengurangi nilai keindahan.

Namun itu semua tinggal kenangan untuk saat ini. Usia mendorong saya untuk berpikir yang lain-lain.

Tidak mungkin melakukan hal yang sama untuk saat ini. Karena ada hal lain yang lebih penting untuk dipikirkan.

Memang seru membayangkan bermain layang-layang. Apalagi kalau layang-layangnya sampai terbang berhari-hari tanpa diturunkan. Itu merupakan kebanggaan sendiri.

Semoga ada waktu lagi untuk bermain barang tersebut, meskipun konteksnya sudah berbeda. 

Kalau dahulu untuk menyenangkan diri sendiri. Saat ini, atau ke depannya untuk menyenangkan anak kecil.

Posting Komentar

0 Komentar