#17 Dunia Sophie

Siapa bilang belajar filsafat itu sulit. Pada saat kita belajar filsafat yang terbesit di kepala pasti sesuatu yang sulit dipahami. Pikiran yang mengawang-ngawang.

Pendapat-pendapat tersebut akan terpatahkan ketika kita membaca sebuah buku novel filsafat : Dunia Sophie. Buku ini menjawab semua persoalan bahwa belajar filsafat itu hal yang sangat sulit. Ketika membaca buku ini kita serasa dibawa ke zaman Yunani kuno--zaman sebelum masehi. 

Selain itu kita juga dibawa pada zaman abad pertengahan, zaman barok, abad pembaruan atau istilahnya reinasans. Serta diajak bertemu filsuf-filsuf abad ke-20.

Ada sebuah kutipan yang ditulis di halaman depan.

"Orang yang tidak dapat mengambil pelajaran dari masa tiga ribu lalu, berarti ia tidak dapat memanfaatkan akalnya" 

– Goethe

Kutipan itu tentu menuntun kita betapa pentingnya untuk belajar sejarah. Dalam hal ini fiplsafat. Meskipun sudah berumur lama, tapi isi-isi di dalam filsafat masih relevan untuk diterapkan pada situasi saat ini.

Diceritakan di dalam buku, seorang anak yang bernama Sophie Amundsend. Dia berusia 14 tahun. Kala itu dia bersama temannya yang bernama Joanna pulang dari sekolah. Saat Sophie sudah sampai di depan rumahnya, dia menemukan sebuah amplop di depan rumah.

Setelah itu dia membuka amplop tersebut, Sophie terkejut dengan tulisan amplopnya.

Siapakah kamu ?

Keesokan harinya amplop itu ada lagi di depan rumahnya, seperti hari pertama ia membukanya lagi, dan terkejut terhadap tulisannya.

Dari mana datangnya dunia ?

Isi di dalam amplop membuat Sophie berpikir lebih keras pada pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan di dalamnya.

Amplop itu datang setiap hari dengan isi yang berbeda-beda. Isi tulisan amplop selalu mengarah ke dalam hal-hal yang filosofis.

Sampai akhirnya, Sophie dituntun oleh seekor Anjing yang bernama Hermes untuk mendatangi sebuah gubuk. Di sana ia diarahkan kepada seorang pria yang bernama Alberto Knox.

Pada tahap inilah Sophie tidak pernah menerima surat lagi. Sebab ia setiap hari sudah mendapatkan cerita dari gurunya tersebut : Alberto Knox.

Alberto bercerita banyak hal kepadanya. Mulai filsuf alam : Thales, Anaximander, serta Anaximenes. Setelah itu diceritakan terkait filsuf-filsuf Athena seperti : Socrates, Plato, sampai Aristoteles.

Kemudian abad pertengahan mempunyai Thomas Aquinas, yang berusaha untuk membangun jembatan antara filsafat Aristoteles dan teologi Kristen. 

Lalu datanglah zaman Renaisans, dengan campuran antara kepercayaan kepercayaan lama dan baru mengenai alam dan ilmu pengetahuan, Tuhan dan manusia.

Baru setelah abad 17, para filosof berusaha untuk memasukkan gagasan-gagasan baru ke dalam sistem filsafat yang jernih, dan yang pertama mengusahakannya adalah Rene Descartes.

Para filsuf juga mempunyai pendapat yang berbeda. Terdapat filsuf yang rasionalis dan juga filsuf yang empiris.

Rasionalis adalah orang yang mempercayai akalnya. Sedangkan empiris adalah seorang yang menggunakan indranya.

Tokoh-tokoh rasionalis seperti : Descartes orang Perancis, Spinoza orang Belanda, dan Leibniz orang Jerman.

Tokoh-tokoh empiris seperti : Locke, Berkeley, dan Hume. Ketiganya berasal dari Inggris.

Maka kita biasanya membedakan antara empirisme Inggris dan rasionalisme Eropa.

Memasuki zaman pencerahan ada filsuf-filsuf yang namanya mungkin tidak asing di telinga kita. Filsuf di zaman pencerahan beranggapan bahwa sungguh tidak rasional membayangkan sebuah dunia tanpa adanya Tuhan.

Terdapat filsuf seperti, Jean-Paul Sartre, Imannuel Kant.

Agama perlu dilepaskan dari seluruh dokumen atau doktrin yang tidak rasional yang telah ditetapkan pada acara-acara sederhana dari hidup sepanjang sejarah gereja.

Kemudian dunia filsafat menjalani masa Romantitisme : gerakan seni, sastra dan intelektual yang berasal dari Eropa Barat abad ke-18 pada masa Revolusi Industri. 

Bermunculan filsuf : Hegel dengan dialektinya. Ia adalah orang yang memperkenalkan konsep tesis, sintetis, dan antitesis.

Dicontohkan : bahwa rasionalisme Descartes adalah suatu tesis, yang bertentangan dengan antitesis empiris Hume. Tapi pertentangan, atau ketegangan antara kedua cara berpikir itu dibiarkan dalam sintesis Kant. Kant setuju dengan kaum rasionalis dalam beberapa hal dan dengan kaum empiris dalam hal-hal lainnya. 

Kemudian muncul seorang filsuf eksistensialisme, ia adalah Soren Kierkegaard. Dirinya menentang kebenaran objektif yang dikemukakan oleh Hegel. Kierkegaard beranggapan kebenaran itu bersifat subjektif.

Pada abad ke-19 muncul Karl Marx, ia adalah filsuf yang menginginkan adanya perubahan di Eropa. Waktu itu ia menentang perlakuan yang diberlakukan kepada buruh. Buruh tidak dihargai semestinya. Salah satu karyanya yang terbesar adalah Manifesto Komunis.

Setelah itu muncul tokoh filsafat yang lain : Sigmund Freud, Charles Darwin, Friedrich Nietzsche, Martin Heidegger.

Buku ini sangat direkomendasikan bagi orang pemula yang ingin belajar filsafat. Isinya mudah dipahami. Ketika membaca buku ini kita merasa terlibat di dalamnya.

Agar pemahaman terhadap buku ini lebih maksimal. Dianjurkan untuk membaca berapa kali. Atau memberikan catatan-catatan kecil di samping tulisan.


Judul : Dunia Sophie
Penulis : Jostein Gaarder
Penerbit : Mizan
Tebal : 800 hal ; 20,5 cm
ISBN  : 9786024410209

Posting Komentar

0 Komentar