Wahai Politisi

Wahai Politisi
Pada sebuah acara
Pagi yang cerah di hari Senin saat itu lumayan padat kegiatannya. Selain menghadiri pernikahan sepupu, juga ada jadwal menemui seorang politisi.

Pikiran dibuat semrawut gara-gara dua jadwal tersebut. Bingung menentukan mana yang lebih didahulukan. Soalnya waktunya bersamaan.

Akhirnya, semua dilaksanakan dengan waktu yang mesti tidak maksimal. Soalnya, janjian sama seorang politisi itu pasti sulit mencari waktu, apalagi kalau kita yang membutuhkan.

Konsekuensi yang harus diambil ialah perbincangan kami tidak maksimal. Karena harus bagi-bagi waktu dengan kegiatan pernikahan tersebut.

Untungnya pagi itu, obrolan dengan seorang politisi itu lumayan cair. Yang bersangkutan menyuguhkan segelas air teh gaharu serta beberapa cemilan.

Candaan sesekali saya layangkan, agar obrolan tidak berjalan kaku. Meskipun rentang usia kami sangatlah jauh sekali.

Saya pribadi juga diberikan saran untuk menemui seseorang yang dia sebut. Tujuannya, untuk membantu mempermudah keinginan yang saya capai.

Obrolan akhirnya, saya tutup karena sudah dihubungi oleh kolega karena acara resepsi pernikahan akan dimulai.

Posting Komentar

0 Komentar